Sabtu, 01 Juni 2019

Profile







 Tubagus ramadhan
Sales & Marketing Manager (7 months)
Travel i-net by javamifi




(+62) 811241413 | tubagusadnanramadhan@gmail.com |



Experience



Oct 2018 - Present
(7 months)
Reseller Agent
Travel i-net by javamifi | Jawa Barat, Indonesia

Industry
Retail / Merchandise

Specialization
Sales - Retail/General



Jan 2016 - Oct 2018
(2 years 10 months)
Area Sales Manager
Jenius BTPN Bandung | Jakarta Raya, Indonesia

Industry
Banking / Financial Services

Specialization
Banking/Financial Services



Oct 2014 - Jan 2016
(1 year 4 months)
Priority Banking Officer
Bank Tabungan Negara | Jakarta Raya, Indonesia

Industry
Banking / Financial Services

Specialization
Banking/Financial Services



Mar 2013 - Oct 2014
(1 year 8 months)
Customer Service Supervisor
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Industry
Banking / Financial Services

Specialization
Banking/Financial Services



Oct 2010 - Jul 2012
(1 year 10 months)
Customer Service
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Industry
Banking / Financial Services

Specialization
Banking/Financial Services




Feb 2010 – Oct 2010
(9 months)
Tenat Relation Staff
Apt Regatta Pluit Jakarta Utara

Industry
Apartment / Apartment Services

Specialization
Apartment / Apartment Services









Des 2009 – Feb 2010
(3 months)
Customer Service
Lippo Mall Pluit

Industry
Customer Service / Retail Services

Specialization
Customer Service / Retail Services



Education
2010
gunadarma
Bachelor's Degree in Economics | Indonesia

Major
Management

CGPA
3.16 / 4.0

Skills
Intermediate
front-liners, Customer Handling, Selling Skills
Basic
Waperd, Wealth Management, Risk Management





About Me
Gender
Male
Age
32 years
Telephone Number
(+62) 811241413
Address
JL Simpang GG Rangsom No 63. Karang Mekar, Central Cimahi, West Java
Nationality
Indonesia



Senin, 21 Mei 2012

Budidaya Ikan Sidat

Permintaan sidat atau kerap disebut unagi di pasar internasional mencapai 300.000 ton per tahun. Dari total kebutuhan tersebut, permintaan Jepang terhadap jenis unagi kabayaki 150.000 ton per tahun. Selain itu, peminat ikan berlendir ini berasal dari Hongkong, Korea Selatan, China, dan Taiwan. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Subiakto, dalam siaran pers, Minggu (22/4/2012), mengemukakan, permintaan di dalam negeri juga sangat besar dan belum bisa terpenuhi. Di Jakarta, permintaan sidat sudah mencapai 3 ton per bulan, seiring bertumbuhnya restoran Jepang. Harga sidat saat ini mencapai Rp 300.000 hingga Rp 600.000 per kg. Masyarakat akan didorong agar mau membudidayakan sidat ini yang memiliki nilai tinggi. "Indonesia merupakan negara penghasil sidat terbesar di dunia, karena hampir setiap muara di perairan indonesia terdapat sidat," kata Slamet dalam acara kunjungan kerja ke PT Jawa Suisan Indah di Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat. Meski demikian, budidaya sidat masih terkendala pakan. Pemilik PT Jawa Suisan Indah, Ishitani, mengemukakan, pakan untuk sidat masih menjadi kendala dan belum ada yang sesuai di Indonesia. Pihaknya menyiasati dengan memakai pakan udang untuk pakan sidat. Kendala budidaya juga membuat pabrik pengolahan sidat miliknya masih kekurangan bahan baku. "Kapasitas pabrik sekitar 2000 ton, tetapi produksi pabrik ini belum optimal, baru mencapai 300 ton/tahun," jelasnya. Sidat dikenal memiliki nilai gizi tinggi. Hati ikan sidat memiliki 15.000 IU/100 gram kandungan vitamin A. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram. Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Selain Indonesia, pengekspor sidat lain adalah Eropa, China, Amerika. sumber kompas.com

Senin, 01 Maret 2010

etika baik dan benar terhadap bisnis

Penting untuk mengetahui etika dan nilai bisnis jika anda berada di dunia bisnis yang keras. Etika bisnis berikut akan meningkatkan bisnis anda di berbagai hal daripada yang anda bayangkan, dan menjadikannya bertahan lama dengan hasil yang memuaskan.

Dalam definisi yang paling sederhana, etika adalah sense benar atau salah. Apapun yang dianggap benar, baik adalah etis; sedangkan yang tidak dinamakan tidak etis. Tapi apakah demikian? Tidak. Saya akan menjabarkan definisi dasar dari etika ini. Menurut saya, etika adalah sense benar dan salah, yang diiringi dengan keinginan untuk melakukan kebaikan untuk orang lain.

Ini adalah prinsip dasar yang perlu diikuti ketika anda mencoba melakukan etika dan kebijakan bisnis. Ketika membuat langkah yang besar dalam meningkatkan bisnis, salah satu usaha yang harus dilihat apakah bisnis tersebut secara signifikan membawa manfaat bagi orang lain atau tidak.

Berikut adalah etika bisnis yang patut ditiru.

Prinsip Etika Bisnis #1 - Produktifitas Jauh Lebih Penting Daripada Keuntungan

Misalnya, saya memiliki dua jenis bahan baku yang dapat digunakan, salah satunya lebih mahal dari yang lain. Maka saya akan memilih yang lebih baik diantaranya, tanpa memperdulikan harga. Apa maksud dari hal ini? Saya membuat produksi yang lebih baik. Bagaimana dengan produknya kemudian? Bukankah mereka menurun?
Tidak juga! Ketika saya memproduksi dengan lebih baik, saya juga memastikan lebih banyak penjualan. Dan inilah alasan mengapa profit tidak selalu terpengaruh, dan meskipun terpengaruh, tidak dalam jumlah yang besar. Dan saya menghasilkan profit yang signifikan - yang dipercaya oleh konsumen. Kita semua mengetahui bagaimana bisnis yang kredibel selalu bertahan lama di pasar. Ini yang anda dapatkan jika anda menempatkan produktivitas diatas profit.

Prinsip Etika Bisnis #2 - Konsumen Bukan Domba yang Dapat Dipotong

Kebanyakan bisnis yang tidak etis mengenakan biaya yang terlalu tinggi terhadap produknya, dan menipu konsumennya. Bisnis yang demikian bisa saja menghasilkan keuntungan yang cepat dikarenakan iklan, namun pada saat terjadi nilai baru dalam bisnis, maka akan mengalami kehancuran. Poin yang lebih baik yang diperhatikan adalah, perusahaan yang menaikkan harganya dengan tidak wajar di permulaan tidak dapat menurunkannya kemudian. Sekalipun mereka melihat tidak adanya penjualan yang diharapkan, mereka tidak dapat memotong harga tanpa kehilangan kredibilitas. Harga yang wajar adalah hal terpenting dalam etika bisnis, dan harus diimplementasikan di permulaan.

Prisip Etika Bisnis #3
- Area Pembeli Lebih Penting daripada Area Penengah

Memang benar, penengah memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan bisnis, dan memperpanjang dalam memenuhi tuntutan distributor mereka. Bagaimanapun, distributor adalah orang penting yang membeli produk dari pabrik dan menghadirkannya didepan konsumen. Dalam dunia yang kian kompetitif, sangat penting untuk menarik distributor dan karena itu , kebanyakan bisnis membuat kebijakan dalam memelihara hubungan dengan distributor.

Semua ini adalah hal yang baik selama konsumen sebagai pusat segala sesuatunya. Konsumen adalah hal terpenting daripada penengah, dan semua usaha harus menyadari nilai etika bisnis yang mendahulukan konsumen daripada distributor. Jika konsumen tidak suka dengan produk, maka tidak ada penjualan. Dan jika tidak ada penjualan, tidak ada distributor yang membeli produk. Triknya terletak pada menyenangkan konsumen dengan memberikan produk yang mereka inginkan tanpa mempermasalahkan sedikit kenaikan biaya manufaktur - dan menciptakan permintaan produk. Secara otomatis distributor akan mendatangi anda.

Prinsip Etika Bisnis #4 Bersikap Diplomatis dengan Pesaing Anda

Harus ditekankan bahwa etika bisnis selalu mengemukakan persaingan yang sehat dipasar, dan monopoli adalah hal yang dipandang rendah. Bisnis anda memiliki beberapa pesaing, dan yang terbaik bagi anda adalah bersikap diplomatis dengan mereka. Secara etika, anda harus menghormati apa yang dilakukan pesaing anda. Jika anda tergoda untuk memulai perang dingin, ingatlah bahwa mereka memiliki usaha yang sama dengan anda. Jadi jelas, di beberapa hal mereka lebih unggul, atau justru kurang. Kenyataannya, dimata konsumen, anda berbagi dengan mereka karena anda menyediakan produk yang sama. Cukup etis dan menguntungkan bagi anda untuk mengikuti 'ikatan persaudaraan' dengan kompetitor anda. Jika anda ingin menyingkirkan mereka, lakukan dengan elegan dan dengan meningkatkan bisnis anda. Melakukan sabotase bisnis kompetitor, dengan cara apapun tidak dapat diterima oleh etika bisnis.

Rabu, 17 Februari 2010

Neoliberalisme dan Etika Bisnis dalam Persaingan Usaha

Sebagai bentuk baru dari paham ekonomi pasar liberal, neoliberalisme ikut memicu lahirnya
permusuhan antara pengusaha dan pekerja atau antara majikan dan buruh. Menciptakan
ketidakdamaian antara pemilik modal dan pekerjanya, yang ditandai dengan penindasan
terhadap kaum buruh dengan upah buruh yang masih jauh dari kebutuhan hidup sehari-hari.
Sebab, yang diterima pekerja di Indonesia baru merupakan upah minimum regional (UMR).
Dalam pasar bebas, para pengusaha tidak lagi saling peduli satu sama lain, dan berlomba
mempertahankan kepentingannya. Sehingga, keberadaan etika bisnis menjadi tidak penting
lagi dan tujuannya untuk memberikan kenyamanan bagi para stakeholder-nya tidak lagi dapat
dicapai. Yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan semakin tertindas, karena
persaingan usaha menjadi tidak seimbang.
Padahal telah terbukti, bagaimana ketahanan para pelaku-pelaku UKM dalam menghadapi
krisis ekonomi global. Sementara sekelompok kecil pemodal besar, yang mendapat banyak
kemudahan fasilitas dari pemerintah justru terpuruk oleh krisis global. Terlihat bahwa
pemerintah melalui regulasinya lebih berpihak pada pemilik modal demi mengejar persentase
pertumbuhan yang tinggi. Kesemuanya ini mengindikasikan telah terabaikannya etika bisnis
sebagai acuan bagi para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan usaha.
Kondisi ini akan semakin diperparah lagi jika neoliberalisme diterapkan. Negara kita akan
semakin terpuruk. Karena ekonomi neoliberal selalu ditandai dengan tiga penyakit kronis, yaitu
pengangguran, kemiskinan yang berdampak pada meningkatnya kriminalitas dan kesenjangan.
Secara umum, dampak yang ditimbulkan dari neoliberalisme adalah:
- Semua layanan publik menjadi mahal (tingginya ongkos kesehatan dan pendidikan).
- Membesarnya kekayaan berbagai sektor usaha global.
- Kesenjangan yang makin melebar (kaya-miskin), di mana pekerja tidak mendapat
perlindungan dari negara.
- Konflik meluas bukan hanya pada kaya-miskin, melainkan antarkelompok miskin.
- Munculnya gagasan Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Adapun perlawanan yang dapat dilakukan terhadap isu neoliberalisme, antara lain: (I)
Melakukan pendidikan kritis dan kampanye tentang ekonomi pasar dan peta kekuatan modal,
(II) Mendorong lahirnya organisasi sosial yang berbasis sosial plural, (III) Menuntut kembalinya
fungsi negara sebagai penyedia layanan publik yang murah sekaligus bermutu, (IV) Membuat
media pencerahan sebagai lawan dari wacana dominan neoliberal, (V) Mendorong aksi-aksi
massa yang memanfaatkan sentimen keadilan dan ekonomi rakyat, (VI) Memanfaatkan
kekuatan sosial untuk mendorong tuntutan progresif, dan (VII) Menciptakan basis logistik yang
mandiri.
Berbagai uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa neoliberalisme pada dasarnya tetap
sangat memuliakan mekanisme pasar, namun campur tangan negara, walaupun diakui
diperlukan, harus tetap dibatasi sebagai pembuat peraturan dan sebagai pengaman bekerjanya mekanisme pasar. Jadi, apakah pilihan neoliberalisme itu baik, sesat, atau jahat, silakan
simpulkan sendiri.

Jumat, 13 November 2009

penerapan etika bisnis

Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Di dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Perkembangan pesat teknologi setelah perang dunia kedua memacu dunia bisnis di negara - negara kapitalis menjadi semakin dinamis, tetapi sayangnya kurang disertai dengan pemikiran dan kesadaran moral para pelakunya, sehingga menimbulkan skandal - skandal bisnis yang merugikan masyarakat, seperti hancurnya enron dan Lehman Brothers. Oleh karena itu, sejak tahun 1970 - an, etika dalam dunia bisnis menjadi semakin sering dibicarakan dan dituntut realisasinya. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG (Good Corporate Governance) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan jika tidak ingin mengalami hal sama dengan kasus Enron maupun Lehman Brothers. Menurut hasil penelitian SWA (2005), PT Astra Internasional Tbk (AI) merupakan salah satu perusahaan publik yang telah menerapkan tata kelola perusahaan. Astra Internasional berhasil bertahan setelah menerapkan tata kelola perusahaan sejak tahun 1987 (21 tahun). Dengan pengalamannya selama kurang lebih 50 tahun dan penerapan etika bisnis perusahaan selama 21 tahun, maka menjadi pertimbangan yang menarik untuk lebih meneliti AI dilihat dari etika bisnis yang telah diterapkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran mengenai penerapan etika bisnis yang telah diterapkan perusahaan agar kasus Enron maupun Lehman Brother tidak terjadi di PT Astra Internasional, Tbk.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana karakteristik karayawan AI dan karyawan Outsourcing ? (2) bagaimana penerapan etika bisnis AI terutama dari segi prinsip - prinsip GCG, (3) bagaimana manajemen hubungan antar pegawai, khususnya antara staff dan manajer AI serta karyawan outsourcing yang bekerja di AI, serta (4) bagaimana pemahaman karyawan AI dan karyawan outsourcing terhadap budaya perusahaan. Dari permasalahan yang diungkapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis karakteristik karyawan AI dan outsourcing yang diharapkan dapat memperkuat pemahaman responden terhadap etika bisnis (2) menelaah penerapan etika bisnis AI terutama dari segi prinsip - prinsip GCG serta etika dalam bekerja, (3) menganalisis manajemen hubungan antar pegawai mengenai pemahaman terhadap nilai - nilai etika bisnis perusahaan, khususnya antara staff dan manajer AI serta karyawan outsourcing yang bekerja di AI, dan (4) menganalisis pemahaman karyawan terhadap budaya perusahaan.
Penelitian dilaksanakan di PT Astra Internasional, Tbk (AI), pada bulan Mei hingga Agustus 2008. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui individual in - depth interview, observasi, penyebaran kuesioner, dan studi literatur. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah non-probability sampling menggunakan purposive sampling untuk penentuan departemen dan karyawan outsourcing dan sensus untuk penentuan responden karyawan AI. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 45 orang, terdiri dari 31 karyawan AI dengan posisi di bawah manajer, 3 karyawan AI dengan posisi manajer, dan 11 karyawan outsourcing. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif, uji Thurstone, uji Indeks Skoring, uji Rentang Kriteria, uji Mann Whitney, serta Uji Kruskal Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesuai dengan prinsip GCG, yaitu accountability, independency, transparency and disclosure, responsibility, serta fairness dan ditambah dengan honesty (kejujuran), ternyata bagi manajer dan karyawan outsourcing, honesty merupakan faktor yang paling diprioritaskan diantara prinsip - prinsip GCG lainnya. Prioritas selanjutnya adalah independency, transparency and disclosure, accountability, responsibility, dan terakhir adalah fairness. Tetapi bagi staff AI, ternyata prinsip terpenting adalah independency, dilanjutkan dengan responsibility lalu honesty. Penerapan etika dalam bekerja menempatkan kejujuran sebagai faktor yang paling diprioritaskan dan hampir semua responden mengatakan bahwa berpartisipasi dalam company event merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang tidak harus menjadi prioritas utama, bahkan ditempatkan di pilihan terakhir dalam faktor penilaian etika dalam melaksanakan pekerjaan. Umumnya baik karyawan AI maupun karyawan outsourcing mengetahui bagaimana etika bisnis diterapkan yaitu melalui observasi lingkungan bekerja, dilanjutkan dengan mengetahui dari atasan. Untuk pemahaman terhadap nilai - nilai etika bisnis yang diterapkan oleh perusahaan, masih terdapat perbedaan pemahaman terutama dari faktor accountability, responsibility, serta transparency and disclosure. Perbedaan pemahaman ini masih dianggap wajar oleh perusahaan karena perbedaan tersebut lebih kepada perbedaan pola pikir masing - masing tingkat jabatan. Dalam penerapan terhadap nilai-nilai budaya perusahaan juga masih terdapat perbedaan pemahaman, yaitu jika menghadapi persoalan dan perasaan boleh menyatakan secara terbuka. Selanjutnya, nilai untuk melakukan sesuatu secara bekerjasama (teamwork) merupakan nilai tertinggi atau nilai yang dianggap paling penting oleh karyawan Astra Internasional, Tbk, sedangkan nilai terendah yang dianggap oleh karyawan Astra Internasional, Tbk adalah apa yang dipandang perlu oleh karyawan terkadang dipandang salah oleh manajer. Untuk manajer AI, nilai terendah adalah "seia - sekata" antara atasan dan bawahan dalam melakukan tindakan. Bagi karyawan outsourcing, nilai budaya perusahaan yang kurang dinilai baik oleh perusahaan adalah taktis, cerdik, dan sedikit curang adalah cara berpikir. Selanjutnya, terdapat hubungan baik antara etika bisnis, etika bekerja, dan budaya perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan pemahaman baik terhadap penerapan nilai - nilai etika bisnis perusahaan maupun budaya perusahaan. Oleh karena itu, walaupun masih dianggap wajar oleh perusahaan, tetapi hal ini harus menjadi lampu kuning bagi perusahaan untuk terus memantau perbedaan pemahaman baik terhadap penerapan nilai - nilai etika bisnis perusahaan maupun budaya perusahaan. Pihak perusahaan bisa lebih mengkaji cara training awal yang telah diterapkan karena salah satu cara penyampaian nilai - nilai etika bisnis adalah melalui JTP (Job Training Program). Cara yang dapat dilakukan perusahaan yaitu (1) mempersiapkan trainees untuk lebih memahami mengenai filosofi etika bisnis dan usahakan agar trainees mencari sendiri pemahaman etika tersebut, (2) ciptakan pemahaman pentingnya etika individual sehingga diharapkan trainees juga dapat lebih memahami pentingnya penerapan etika bisnis, (3) ambil beberapa contoh penerapan etika bisnis yang realistik agar lebih mudah dipahami oleh para trainees, dan (4) latihan secara terus menerus. Selain itu, untuk meminimalisasikan perbedaan pemahaman antara manajer dan staff AI dapat dilakukan beberapa cara memelihara keharmonisan dan keseimbangannya dalam hubungan kerja dan hubungan pribadi, membina semangat kebersamaan pada seluruh anggota organisasi dengan pertemuan - pertemuan informal di dalam internal organisasi, memberikan kesempatan dan tanggapan positif terhadap ide, usul, atau saran yang diajukan maupun permasalahan yang dihadapi pegawai yang terkait dengan pekerjaan.

Minggu, 24 Mei 2009

USAHA SEBUAH BANGSA

USAHA SEBUAH BANGSA


Mungkin sebagian dari anda sering berfikir bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh para pemimpinnya, pendapat itu bisa saja benar, tapi pemerintah yang diwakili oleh para pemimpinnya hanyalah sebuah mediator yang memfasilitasi apa yang mereka pikir bisa membuat negaranya lebih baik, tapi apakah fasilitas yang baik otomatis membuat bangsa ini menjadi lebih baik, tentu jawabannya adalah tidak.

Berapa buku telah anda baca selama satu tahun, tahukah anda bahwa kemajuan suatu bangsa empiris dengan berapa banyak jumlah buku yang dibaca oleh masyarakatnya per tahun. Semakin kita banyak membaca, semakin kita banyak mengetahui sesuatu, tentunya bacaan – bacaan yang baik kandungannya.

Sekarang mari kita lihat cerminan masyarakat kita pada umumnya, apakah membaca buku hanya waktu ujian tiba, atau membaca merupakan kebutuhan dirinya akan kehausannya terhadap ilmu pengetahuan. Marilah sama – sama kita renungkan bahwa Allah menciptakan dua mata bukan sekedar untuk melihat tapi mencari ilmu dengan membaca, mendengar ajaran yang baik lewat kedua telinga, dan mengamalkannya lewat suara, kedua tangan dan kaki kita.

Marilah kita gemar membaca mulai saat ini dari diri kita sendiri, berjuanglah untuk membuat bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas dan bangsa yang haus akan ilmu pengetahuan, ingatlah karena nasib sebuah bangsa ada ditangan masyarakatnya sendiri termasuk anda !!!



If you want to make something, you must do something!

Johann Wolfgang von Goethe

Man jadda wajada (who do the best, will get what the expected)

Arabian Proverb